Selasa, 24 Januari 2012

skenario film pendek

“GAME TRADISIONAL”

Ide cerita :

Mengangkat tentang permainan tradisional yang di mainkan anak2 jaman sekarang yang mulai hilang di telan oleh globalisasi.

Sinopsis :

Cerita ini mengangkat tentang permainan tradisional yang akhir-akhir ini mulai di tinggal oleh anak-anak kecil, ada anak bernama Ale yang berusaha untuk mempertahankan permainan tradisional yaitu engklek dan jomplet senget atau tekongan, Ale dan 2 teman lainnya yaitu Giska dan Fathul sedang asik bermain engklek di halaman rumah yang agak luas, tiba2 ada Ulin sesosok antagonis yang mengajak Ale untuk main game online di warnet, tapi dengan tegasnya Ale menolak ajakan Ulin, tapi lambat laun Ulin pun ikut Ale untuk bermain permainan tradisional.

Ciri tokoh :

Ø Ale , cowok usia sekitar 10 tahun, badan standar, rambut rapi bertipikal anak yang sering di jadikan trendsenter bagi teman2 sebayanya, dan berkarakter seorang pemimpin.

Ø Giska , cewek sekitar 10 tahun, berwajah manis rambut pendek lurus, berkulit sawo matang , tinggi badan sekitar 130cm ,pemalu, jarang sekali ngomong .

Ø Fathul , cowok yang seumuran Ale , aktif , lucu, berkulit agak sedikit lebih hitam dari Ale dan Giska, rambut agak gundul, agak kurang cerdas.

Ø Ulin , anak cowok 10 tahun, berkulit putih, berambut lurus, aktif, tapi jarang sekali ikut Ale, dan Ulin sering beda pendapat dengan Ale.

Ø Ega, anak cowok 10 tahun , agak gendut, aktif, kulit sawo matang, rambut rapi, lucu, doyan makan, sering bareng Ulin.

Ø Ayah Ale, sosok bapak muda yang sekitar umur 28-30an, berkulit sawo matang , murah senyum, berambut rapi, tinggi badan sekitar 165-169cm, badan sedang.

Ø Ibu Ale, Ibu muda murah senyum, sekitar umur 26-27an, agak gemuk , murah senyum, berkulit sawo matang, tinggi badan sekitar 162 cm.

Skenario :

Pembuka

Part1 (ext)
scene 1
act 1

· Tiba2 shoot Tiga anak kecil yang sedang asik dan bersemangat bermain engklek di halaman rumah yang sedikit luas ( diiringi musik tradisional sebagai background ). & Suasana rame dengan teriakan- teriakan anak-anak kecil yang sedang bermain engklek

· Sekalian di sana ada pengenalan tokoh yang bermain di film ini.

Ale adalah anak berumur 10 tahun yang aktif dan memiliki kreatifitas yang tinggi,aktif dan sering menjadi trendsenter untuk teman2nya.

Fathul, yang juga anak seumuran dengan Ale dan dia adalah anak yang sedikit aktif tapi kurang cerdas.

Giska adalah anak cewek yang manis , dan pemalu.

Ulin pemeran antagonis yang memiliki sifat yang yang sedikit kurang setuju dengan Ale, dan sering berseberangan dengan Ale.

Sedangkan Ega, adalah anak cowok yang sering mengikuti Ulin.

Dialog

Ale : waduh.. gis, giliran mu !
Giska : ( sambil giliran ) iya lee
Ale : setelah giska, giliran mu ya !!
fathul : (tidak sabar sambil menganggukkan kepala ) oke lee

Part2 (ext)
scene 1
act 1

· Tiga anak ( ale,giska dan fathul ) sedang asik bermain, tiba2 ulin dan temen2nya datang.

Dialog ; CU

Ulin : ayo lee main game diwarnet ( dg suara lantang mengajak teman-temannya )

Ale : enggak lah lin, ikutan main sini aja (sambil ekspresi ngajak )

Ulin : emangnya kamu main apa lee??? (Ulin berjalan mendekat ke arah Ale, dengan sedikit rasa penasaran dengan permainan yang sedang dimainkan ketiga temannya itu)

Ale : engklek lin, sini kalau mau ikutan (sambil melambaikan tangan)

Ulin : main apaan tu ?, gak gaul banget ( sambil gaya sombong n meremehkan permainan yangsedang dimainkan oleh teman-temannya itu)

Ega : betul itu le, gak gaul (Ega ikut menimpali, menandakan setuju dengan apa yang dikatakan Ulin)

Ale : biarin, tapi kan gak bayar,,, hehehe (Ale dengan bangga memamerkan permainan tradisional yang sedang dimainkannnya)

Ega : yaudah ayo buruan lah ke warnet, keburu ramee

( sambil menarik tangan ulin, tanpa memperdulikan Ale dkk )

-Mereka pun lanjut bermain, sambil diiringi musik , atau instrumen yang ceria.

Hari pun semakin sore, dan mereka pun pulang ke rumah masing2.

Scene2
act 1

· Keesokan harinya, Ale berangkat ke sekolah dan pamit ke ortunya

Act 2

· Sore harinya, Ale pun mengajak teman2nya melalui sms untuk bermain lagi.

Dialog :

Ale : yuk kita main lagi !?

Giska : Ayo, main apa lagi lee ?

Ale : emmm,,,,, main apa ya ? ( bergaya mikir )

Fathul : oh yaa….. main petak umpet aja yuukk….

Ale : tapi kan orangnya kurang rame , gak rame gak seru

Tiba2 ulin, ega, dan putra datang dan mau ikut …….

Ulin : lee, aku ikutan ya !!!! ( sambil teriak dari jauh)
Ale : ( sambil noleh dan tersenyum ) ayo sini, kebetulan orangnya kurang rame lin..…
Ega : ini main apa Lee….?
Ale : petak umpet, ayo dah main, tapi kita kita sembunyi dan kamu yang cari ya linnn !
Ulin : Hmmmmmm……...yaudah gak papa (Ulin menganggukan kepala pertanda menyetujui tawaran dari Ale)

Mereka pun mulai bermain dan sangat menyenangkan,musik pun mulai bunyi lagi dan film ini berakhir sampai sini , ada tag line dengan sambil suara mesin tik dan background hitam “ permainan tradisional adalah salah satu harta berharga yang di wariskan oleh nenek moyang untuk negri ini, lestarikanlah karna ini termasuk kekayaan indonesia “.

Rabu, 04 Mei 2011

harmoni islam dan kristen


Harmoni Islam dan Kristen
Jan 5th, 2009
Betapa sikap saling menghargai dan menoleransi, bahkan dalam soal pelaksanaan ritual peribadatan pun, telah dikukuhkan oleh Nabi semenjak awal kehadiran Islam. Nabi Muhammad SAW dan Isa al-Masih atau Yesus Kristus adalah dua tokoh yang terlahir dari asal-usul orang tua yang sama, Nabi Ibrahim, walau dari ibu yang berbeda. Jika Isa al-Masih atau Yesus bersambung kepada isteri pertama Ibrahim, Sarah, maka Muhammad SAW memiliki silsilah ke isteri kedua, Hajar. Itu sebabnya, Nabi Muhammad sangat menghargai saudara sepupunya itu. Nabi bersabda, tidak ada orang yang paling dekat dengan Yesus selain aku. Hadits Bukhari menyebutkan, orang Islam yang mengimani Yesus Kristus dan Nabi Muhammad secara sekaligus akan mendapatkan dua pahala [Lihat Shahih al-Bukhary, hadits ke 3446].
Alkisah, ketika Nabi Muhammad memasuki Mekah dengan penuh kemenangan dalam Fathu Makkah dan menyuruh menghancurkan semua patung dan berhala, termasuk yang bernama Hubal, dia menemukan gambar Bunda Maria (Sang Perawan) dan Isa al-Masih (Sang Anak) di dalam Kakbah. Ia kemudian menyelamatkan dua gambar itu dengan memasukkannya ke dalam jubahnya (Lihat al-Arzaqi, Akhbar Makkah, hlm. 165-169). Patung Maryam yang terletak di salah satu tiang Kakbah dan patung Yesus Kristus di Hijirnya yang dipenuhi berbagai hiasan, dibiarkan berdiri tegak (Kardi Ali, al-Islam wa al-Hadlarah, Juz I, hlm. 123). Tindakan ini diceritakan berbagai sumber sebagai bentuk Penghargaan Muhammad terhadap Yesus dan ibundanya. Bahkan, penghargaan itu bukan hanya terhadap pribadi Yesus, melainkan juga pada para pengikuttnya.
Dikisahkan bahwa Nabi pernah menerima kunjungan para tokoh Kristen Najran yang berjumlah 60 orang. Rombongan itu dipimpin Abdul Masih, al-Ayham, dan Abu Haritsah bin Alqama. Abu Haritsah adalah seorang tokoh yang disegani karena kedalaman ilmu, dan konon, juga kerena beberapa karomah yang dimilikinya. Menunut Muhammad ibn Ja’far ibn al-Zubair, ketika rombongan itu sampai di Madinah, mereka langsung menuju masjid. Saat itu, Nabi sedang melaksanakan salat ashar bersama para sahabatnya. Mereka datang dengan memakai jubah dan surban, pakaian yang juga lazim dikenakan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Ketika waktu kebaktian tiba, mereka pun tak harus mencari gereja. Nabi memperkenankan mereka untuk melakukan sembahyang di dalam masjid [Baca Ibnu Hisyam, al-Siyrah al-Nabawiyah, Juz II, hlm. 426-428].
Sikap yang sama juga ditunjukkan kalangan Kristen. Ketika umat Islam dikejar-kejar orang-orang kafir Quraisy Mekah, yang memberikan perlindungan adalah Najasyi, raja Abesinia yang Kristen. Ratusan sahabat Nabi termasuk Utsman bin Affan dan istrinya (Ruqayah, puteri Nabi), Abu Hudzaifah bin ‘Utbah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Ja’far bin Abi Thalib, secara bergelombang hijrah ke Abesinia untuk menghindari ancaman pembunuhan kafir Quraisy. Di saat orang-orang kafir Quraisy memaksa sang raja untuk mengembalikan umat Islam itu ke Mekah, ia tetap pada pendirian bahwa pengikut Muhammad haruslah dilindungi dan diberikan hak-haknya, termasuk hak memeluk suatu agama. Dalam konteks itulah, menurut al-Qurthubiy dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur`an (Juz III, hlm. 597-598) dan Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Qur`an al-Hakim (Juz VIII, hlm. 3), surat al-Maidah ayat 82 diturunkan. Ayat itu berbunyi, “Sesungguhnya kamu akan jumpai yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata: ’sesungguhnya kami ini orang-orang Nashrani’.” Waktu raja Najasyi meninggal dunia, Nabi Muhammad SAW pun melaksanakan salat jenazah dan memohonkan ampun atasnya (Ibnu Hisyam, al-Siyrah al-Nabawiyah, Juz I, hlm. 338).
Penggalan-penggalan cerita di atas sengaja saya kemukakan untuk menunjukkan kemesraan hubungan Islam dan Kristen, yang dilakonkan oleh Nabi Muhammad bersama umat kristiani di masanya. Betapa sikap saling menghargai dan menoleransi, bahkan dalam soal pelaksanaan ritual peribadatan pun, telah dikukuhkan oleh Nabi semenjak awal kehadiran Islam. Sejarah harmoni ini, bagi saya, mestinya menjadi modal berharga dan inspirasi bagi pembentukan kehidupan damai antara Islam dan Kristen di Indonesia yang kini kerap dilanda konflik dan ketegangan. (Abd Moqsith Ghazali)

Selasa, 14 Desember 2010

remaja

Pendahuluan
Kata pengantar
Denngan menyebut naman allah SWT  saya menyelesaikan makalah inn guna memenuhi tugas dari “ psikologi komunikasi “ dan membantu kawan-kawan untuk menambah pengetahuan tentang gimana itu remaja.Jadi secara singkat remaja adalah jembatan yang menyambungkan  dari anak-anak menuju dewasa, dimana remaja menentukan arah kemana masa dewasa kita. Makanya remaja juga disebut masa coba-coba untuk pencarian jati diri. Jadi harapan saya agar supaya makalah yang saya buat bias menambah pengetahuan tentang remaja dan bias mengetahui bagaimana cara menghadapi seorang remaja.


Dalam istilah remaja sangatlah fital dengan yang namanya pencarian jati diri , jadi seorang remaja sukanya coba-coba , dalam istilah kenakalan remaja
Kenakalan Remaja...

Konsep awal pengadilan anak pertama sekali tertera dalam draf Code Napoleon (1793) yang merupakan draf undang-undang Pemerintahan Perancis yang terdiri dari 5 aturan perundangan, termasuk salah satunya adalah undang-undang kriminilitas. Peraturan tersebut kemudian menuai protes dan terjadinya revolusi Perancis di beberapa tempat di negara itu

House of Refuge merupakan institusi pertama sekali yang dibangun di New York pada tahun awalnya adalah memisahkan pelaku kirminal anak dengan orang dewasa, seiring perkembangan waktu pada pertengahan abad 19 institusi itu juga menerima anak-anak dependent


Kenakalan Remaja

Pelbagai permasalahan yang muncul dari kenakalan remaja sangat kompleks sifatnya, permasalahan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan banyak faktor-faktor yang berdiri dan saling mengikat. Oleh sebab itu, penyebab dan latar belakang kemunculan kenakalan remaja itu melibatkan banyak elemen dan komponen didalamnya. Timbulnya kenakalan remaja tidak dapat disalahkan hanya personal remaja saja, melainkan keluarga, masyarakat dan bahkan negara juga mempunyai andil dalam membentuk terjadinya kenakalan remaja.

Kenakalan remaja sering disebut dengan istilah juvenile delinquent, dimana awalnya dipersepsikan sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh remaja yang melanggar aturan-aturan sosial. Selanjutnya remaja tersebut mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang itu.

Perilaku menyimpang merupakan masalah sosial karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Besarnya harapan-harapan masyarakat (social expectation) yang tidak sesuai dengan kenyataan dapat menimbulkan keresahan, dan dapat dianggap sebagai sumber masalah karena membahayakan tegaknya sistem sosial.

Kenakalan remaja sering disebut juga sebagai anak cacat sosial (Kartono, 1988), disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Perilaku mereka cenderung anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama. Beberapa dari kenakalan itu sendiri mengarah pada tindakan kejahatan remaja (juvenile crime).

Disebut sebagai kenalan remaja, bila bentuk perilaku kenakalan itu dilakukan oleh remaja, sementara bila perilaku-perilaku tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka disebut dengan kejahatan.


Bentuk Kenakalan Remaja

Saat ini kenakalan remaja sudah cukup meresahkan, permasalahan yang timbul sudah sangat serius, beberapa kenakalan yang dilakukan remaja lebih menjurus pada tindakan kriminal.

Kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum
(2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. (Gumarso,1988)

Pelbagai bentuk kenakalan remaja;


1. Kenakalan pelanggaran norma,
Berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran, begadang, buang sampah sembarangan, graffiti (mencoret-coret dinding), merokok

2. Kenakalan pelanggaran moralitas
Aborsi, pacaran, menonton, melihat atau membaca hal-hal yang mengandung pornografi, minum-minuman keras, hubungan seks pranikah, seks bebas, pelacuran remaja, berjudi

3. Pelanggaran aturan, dan tata tertib
Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM, kebut-kebutan/mengebut, membolos sekolah, berkelahi dan tawuran,

4. Kenakalan khusus yang mengarah pada kejahatan kriminal;
Pembunuhan, penganiayaan, penipuan dan penggelapan, pencurian, pemerasan, menodong, pemerkosaan, dan kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika





Faktor Resiko

Kenakalan remaja akan membawa resiko bagi remaja itu sendiri, kerugian-kerugian yang akan berdampak buruk bagi perkembangan individu baik secara mental psikologis dikemudian hari.

- Gangguan kepribadian antisosial
- Penjara karena tindakan kriminalitas
- Kematian yang diakibatkan narkotika, perkelahian,
- Cacat fisik atau bahkan kematian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas
- Penyakit akibat hubungan seksual, kehamilan yang tidak diharapkan, atau kematian yang disebabkan proses aborsi yang tidak aman
- Putus sekolah

- Kehilangan masa depan
- Penolakan komunitas, atau dikucilkan masyarakat
- Dan sebagainya



Faktor Penyebab

A. Faktor Eksternal


1. Faktor Keluarga
Akhlak anak dibentuk bermula di rumah. Anak sejak kecil dan sebagian besar waktunya dihabiskan dalam lingkungan keluarga. Anak belajar dari sikap dan perilaku kedua orangtuanya. Sebagian besar kenakalan remaja Ini dipengaruhi oleh pendidikan di rumah. Beberapa hal dalam rumahtangga yang berpengaruh;

- Rendahnya pendidikan agama dalam rumahtangga, fungsi kedua orangtua gagal dalam menunjukkan tabiat dan akhlak yang sesuai dengan nilai agama. Misalnya saja; anak diharuskan shalat oleh orangtua akan tetapi sang anak tidak pernah melihat kedua orangtuanya sholat
- Status ekonomi yang rendah mengakibatkan kedua orangtuanya mesti bekerja keras sehingga anaknya tidak mendapatkan kebutuhan kasih-sayang yang cukup
- Perilaku kedua orangtua sendiri yang tidak bermoral
- Kedua orangtuanya lebih mementingkan kerja atau pekerjaan dibandingkan mengontrol dan mengawasi anak-anaknya
- Keluarga broken home.


2. Faktor Sekolah
Hampir separuh waktu anak remaja dihabiskan di sekolah dalam seharinya, pendidikan sekolah yang tidak tepat akan berdampak pada timbulnya kenakalan pada remaja;

- Penerapan disiplin yang tidak sesuai atau terlalu longgar
- Orangtua yang tidak peduli dengan tingkat kemajuan yang diperoleh anak di sekolah
- Guru yang tidak mau tahu masalah yang dihadapi oleh siswanya
- Orientasi sekolah yang tidak tepat terhadap perkembangan anak didik, termasuk didalamnya tidak adanya guru konselor, tenaga profesional atau psikolog di sekolah tersebut
- Sistem pendidikan yang rumit mengekang kebebasan siswa dalam berekspresi sewajarnya, termasuk di dalamnya jam belajar terlalu panjang, tugas menumpuk, pelajaran yang sulit yang kesemuanya membutuhkan konsentrasi penuh sehingga membuat siswa semakin tegang, akibatnya siswa menyalurkan melalui agresivitas


3. Lingkungan sekitarnya
Remaja banyak belajar dari lingkungan sekitarnya, sebagai lingkungan bermain remaja cepat beradaptasi dan belajar dari orang-orang sekitarnya.

- Lingkungan sekitar yang permisif terhadap perjudian
- Lingkungan yang permisif terhadap prostitusi, kumpul kebo, atau seks bebas
- Lingkungan yang penuh dengan hura-hura, hiburan
- Event lainnya yang sarat dengan pendangkalan moral, misalnya hari kasih sayang, pemilihan ratu sejagat, dan sebagainya
- Pengaruh dari teman


4. Instansi dan negara
Banyak instansi terkait pada dasarnya memberikan kontribusi negatif terhadap perkembangan remaja, namun demikian dengan mempertimbangan hal keuntungan atau kerugian mengesampingkan pesan-pesan moral yang salah pada remaja

- Televisi, sejak kemunculannya televisi pertama sekali para ahli sudah menduga pengaruh buruk dari media tersebut
- Kontrol pemerintah yang rendah terhadap penyebaran pornografi melalui media cetak, televisi ataupun internet
- Pejabat yang korup telah memakan dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pengembangan ketrampilan generasi muda melalui bakat, ketrampilan ataupun hobbinya
- Kurangnya kampanye pemerintah yang sinergi terhadap kebutuhan remaja yang sehat
- Penyediaan prasarana bagi remaja yang kurang, misalnya penyediaan sarana olahraga, taman yang nyaman, perpustakaan dan sebagainya
- Minimnya lembaga yang menangani permasalahan remaja
- Keengganan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan
- Undang-undang pendidikan yang tidak terencana secara sistematis dan fleksibelitas yang berguna secara positif kepada remaja.

- Instansi tertentu yang berkepentingan atau terlibat dalam penyuguhan iklan, poster, reklame yang tidak mendidik atau memberikan pengaruh buruk terhadap persepsi remaja.


B. Faktor Internal

1. Remaja dengan self control rendah
Pada masa remaja terjadi perkembangan dan pertumbuhan yang sejalan, kesemuanya membutuhkan bimbingan, pengetahuan dan perilaku yang bijaksana dalam menghadapi fase tersebut. Kontrol diri merupakan hal yang penting sebagai dalam menghadapi perubahan pesat sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Remaja dapat bersikap rasional dan tidak bersikap instinktif karenanya.

2. Self concept yang salah
Masa remaja sering disebut sebagai masa pencarian identitas, penerapan konsep ini mengakibatkan pembenaran perilaku tertentu sebagai cara-cara pencarian jati diri. Tepatnya adalah masa remaja merupakan masa pembinaan diri karena masa pencarian jati diri itu sudah dilewati pada masa kanak-kanak. Pada awalnya bayi akan ikut menangis bila melihat teman bayi itu menangis, konsep ini berubah setelah sang anak mengerti bahwa orang lainlah yang menangis dan bukan dirinya yang harus menangis juga. Nah, jadi dapat dimengerti bahwa masa remaja merupakan jembatan penting dalam menghadapi masa depan yang lebih baik

3. Dasar Kepribadian
Kenakalan yang terbentuk sejak awal memasuki remaja, artinya memang sejak awal kepribadian anak sudah memang terbentuk dalam keadaan yang rusak, serta penyakit-penyakit hati yang menyertainya. Hal inilah yang sangat sulit mengubah perilaku anak tersebut.

4. Malas secara emosional
Anak yang malas secara emosional hanya mau bersenang-senang saja, tidak mau bekerja keras, bersikap semata untuk menghibur diri. Dalam kesehariannya tidak sabar, keras kepala dan tidak mau peduli dengan orang lain. Remaja seperti ini lebih menyukai mengisi waktu luang dengan hura-hura dibandingkan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Diposkan oleh Sukma Wardana